Posts

AKSI NYATA MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

Image
  PGP-Angkatan 1-Denpasar-Aksi Nyata Paket Modul 3 Modul 3.3             : Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid Nama CGP           : Titik Farniati, S.Pd Program               : Gelis (Gerakan Literasi dengan Sosmed) A.                      1 .    Peristiwa (facts)   I.             I. . Latar Belakang Gerakan  Literasi  Sekolah adalah sebuah gerakan dalam upaya menumbuhkan budi pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat. Menumbuh kembangkan budaya  literasi  di sekolah. Sebelum pandemi kegitan membaca biasa dilakukan setiap pagi selama kurang lebih 15 menit. Namun sejak pandemi virus corona murid belajar dirumah sehingga kegiatan literasi tidak dapat terlaksana. Untuk menggalakkan kembali dan memudahkan melakukan kegiatan literasi maka dibuatlah suatu program yang diberi nama Gerakan literasi dengan Sosmed (Gelis). Program ini akan dilakukan saat Jeda setelah selesai ulangan kenaikan kelas. P

Koneksi Antar Materi, Modul 2.3, “Manfaat Coaching dalam Pendidikan ”

  Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu ‘menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya.Oleh karena itu seorang guru yang dalam hal ini berperan sebagai coach memiliki peran untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) murid (coachee) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Didalam melakukan kegiatan proses coaching seorang guru hendaknya bisa menggali kekuatan atau potensi yang dimiliki murid agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya.  Sebagai seorang ‘coach’, Guru dapat memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif dan efektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya. Seorang guru hendaknya bisa memberdayakan potensi yang dimiliki oleh murid secara optimal. Untuk bisa memberdayakan potensi yang dimiliki oleh murid secara optimal dapat dilakukan dengan proses coaching yang dilakukan oleh guru.  Dalam proses coaching, murid akan diberikan pertan

PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL

       Tugas seorang guru tidak hanya mengajar namun seorang guru juga harus mampu untuk menciptakan well-being   (perasaan nyaman, sehat dan bahagia) dalam ekosistem pendidikan di sekolah.   Hal ini sesuai dengan filosofi dari KI Hajar Dewantara yaitu “pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat” disini guru sebagai pendidik hendaknya menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid sehingga murid merasa nyaman, sehat dan bahagia. Murid yang bahagia lebih mudah menjalin hubungan sosial, membantu orang lain, memilki empati, dan kreatif sehingga bisa meraih prestasi yang tinggi dalam kehidupan dan dalam pendidikan khususnya. Wellbeing dipengaruhi oleh kesadaran penuh (mindfulness). Menurut Hawkins (2017), latihan berkesadaran penuh ( mindfulness ) dapat membangun keterhubungan diri sendiri  (self-awareness ) dengan berbagai komp

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI SEBAGAI JAWABAN TERHADAP KEBUTUHAN BELAJAR SISWA YANG BERANEKARAGAM

     Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa setiap anak harus dilihat berbeda karena mereka memiliki keunikan yang berbeda sehingga harus diberikan perlakuan yang berbeda agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya.   Sebagai seorang guru hendaknya kita memahami setiap keanekaragaman keunikan yang dimiliki oleh murid, seperti tingkat kognitif, intelegensi, gaya / minat belajar yang dimiliki dimiliki murid.  Memahami Siswa Secara terus menerus membangun kesadaran tentang kekuatan dan kelemahan siswa, mengamati, menilai kesiapan, minat, dan profil belajar mereka.  Sebagai seorang pendidik kita seyogyanya memiliki visi dan misi untuk mengakomodir dan mefasilitasi perbedaan yang dimiliki oleh murid, agar bagaimana dalam suatu ruang kelas yang memiliki beranekaragam keunikan bisa belajar dengan efektif dan dapat memenuhi kebutuhan setiap murid sehingga murid bisa berkembang secara holistik.  Guru bisa membuat rencana pembelajaran, asesmen, dan evaluasi yang berdaya guna sehing

BUDAYA POSITIF DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MURID

Image
  Nama                : Titik Farniati Kelompok        : 3 (tiga) Fasilitator         : Bapak Yuli Cahyono Pendamping     : Bapak I Komang Witarsa      SINTESIS ANTAR MATERI Budaya menurut Soekamto berasal dari kata Sansekerta ³Budayyah yang merupakan bentuk jamak ³budhi” yang berarti akal. Dengan demikian budaya dapat di artikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan akal dan budi (Soekanto; 1983:166). Sementara itu Selo Sumarjan merumuskan budaya sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat . Sementara b udaya sekolah adalah keyakinan dan nilai-nilai milik bersama yang menjadi pengikat kuat kebersamaan. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah di masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai yang telah diterapkan di suatu sekolah merupakan budaya sekolah. Budaya sekolah sangat mempengaruhi prestasi dan perilaku peserta didik. Budaya sekolah merupakan jiwa dan kekuatan sekolah agar muridnya tumbuh berkembang sesuai kodrat mereka secara merd

PENTINGNYA BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH DALAM MEMBENTUK KARAKTER MURID

  Nama                : Titik Farniati Kelompok        : 3 (tiga) Fasilitator         : Bapak Yuli Cahyono Pendamping     : Bapak I Komang Witarsa      SINTESIS ANTAR MATERI Budaya menurut Soekamto berasal dari kata Sansekerta ³Budayyah yang merupakan bentuk jamak ³budhi” yang berarti akal. Dengan demikian budaya dapat di artikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan akal dan budi (Soekanto; 1983:166). Sementara itu Selo Sumarjan merumuskan budaya sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat . Sementara b udaya sekolah adalah keyakinan dan nilai-nilai milik bersama yang menjadi pengikat kuat kebersamaan. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah di masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai yang telah diterapkan di suatu sekolah merupakan budaya sekolah. Budaya sekolah sangat mempengaruhi prestasi dan perilaku peserta didik. Budaya sekolah merupakan jiwa dan kekuatan sekolah agar muridnya tumbuh berkembang sesuai kodrat mereka secara merd