Koneksi Antar Materi dan Rancangan Aksi Nyata : Program Guru Penggerak Angkatan 1

Nama                : Titik Farniati

Kelompok        : 3 (tiga)

Fasilitator         : Bapak Yuli Cahyono

Pendamping     : Bapak I Komang Witarsa      



Menurut Ki Hadjar Dewantara Pendidikan adalah pembudayaan buah budi manusia yang beradab dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan yang selalu mengelilingi hidup manusia yaitu kodrat alam dan zaman atau masyarakat. Pendidikan sebagai usaha menuntun segenap kekuatan kodrat yang ada pada anak didik baik sebagai individu manusia maupun sebagai anggota masyarakat agar tercapai kesempurnaan hidup. Pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak-anak. Maka Ki hajar menekankan arti penting memperhatikan kodrat alam dalam diri anak semasa pendidikan. Mendidik anak sama dengan mendidik masyarakat karena anak itu bagian dari masyarakat. Mendidik anak berarti mempersiapkan masa depan anak berkehidupan lebih baik, demikian pula dengan mendidik masyarakat berarti mendidik bangsa (Dewantara I, 2004).

Pendidikan harus selalu menekankan pada konsep yang mampu membentuk watak dan kepribadian anak didik sesuai dengan kultur budayanya.  Metode pendidikan yang digunakan Ki hadjar dewantara adalah sistem among. Seorang pendidik harus bisa mengemong (menuntun), mendidik dengan welas asih, tulus ikhlas tanpa pamrih sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan si anak agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Sistem among memberikan kesempatan seluas-luasnya pada kemandirian siswa untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Dalam sistem among guru memiliki tiga fungsi utama. Fungsi yang pertama Ing Ngarsa Sing Tulodha artinya seorang guru harus bisa menjadi teladan bagi anak didiknya. Karena mendidik bukan hanya mentransfer pengetahuan tapi juga menanamkan pendidikan karakter yang baik kepada siswa. Fungsi yang kedua ing Madya Mangun Karsa artinya seorang pendidik harus bisa menggali ide atau prakarsa dari siswanya saat proses pembelajaran agar siswa belajar berpikir kritis dan mandiri dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Fungsi yang ketiga adalah Tut Wuri Handayani yang artinya dari belakang seorang guru bisa memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa untuk belajar dan mengembangkan potensi yang mereka miliki. Guru harus bisa menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya. Seorang pendidik hendaknya berhamba pada anak dengan suci hati dan bebas dari segala ikatan mendekati sang anak bukan untuk meminta sesuatu hak tapi melayani anak dengan tulus hati. Berhamba artinya mendengarkan suara anak (memerdekakan anak) dan memuliakan sang anak.

Ki Hadjar dewantara mengajukan lima asas pendidikan yang dikenal dengan sebutan pancadharma yaitu kodrat alam, kemerdekaan, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. Asas kodrat alam berkaitan dengan kedudukan manusia sebagai makluk hidup agar senantiasa menempatkan diri secara harmonis dengan alam dan lingkungannya. Pada anak didik, kodrat alam diartikan bahwa setiap anak sudah memiliki kodratnya masing-masing. Pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak. Asas kemerdekaan mengandung pengertian anak memiliki kemerdekaan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya  asal jangan sampai bertentangan dengan nilai-pancasila. Asas kebudayaan mengenalkan kepada anak dan memberi kesempatan untuk menggali, menemukan dan mengembangkan kebudayaan daerah dan bangsanya. Asas kebangsaan mengandung arti mendorong rasa persatuan dalam kehendak untuk mencapai kebahagian hidup lahir dan batin. Menurut Ki Hadjar Dewantara, asas kemanusiaan harus ditegakkan  dengan rasa cinta kasih kepada sesama manusia dan semua makluk Tuhan. Konsep Pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara sangat sesuai saat ini, sehingga diharapkan akan terbentuk Profil Pelajar Pancasila yang berakhlak mulia, kreativitas, gotong royong, kebhinekaan global, bernalar kritis dan kemandirian.

Untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila maka Menteri pendidikan meluncurkan Program Guru Penggerak yang bertujuan meningkatkan kompetensi guru dan kepala Sekolah dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang berdaya dan berkomitmen dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Calon Guru Penggerak diharapkan menjadi agen perubahan dalam trasformasi Pendidikan di sekolah.

Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1?

Sebelum saya mempelajari modul 1.1 saya percaya semua siswa sebenarnya pintar tidak ada siswa yang bodoh. Namun karakteristik kepintaran mereka yang berbeda, hanya saja kita sering tanpa sadar menginginkan mereka untuk pintar dengan apa yang kita ajarkan. Padahal setiap anak memiliki minat dan potensi yang berbeda. Kita sebagai guru sering memaksakan mereka untuk bisa semua mata pelajaran yang ada di kurikulum. Sekarang saya sadar bahwa saya tidak bisa membuat mereka untuk pintar semua pelajaran, saya sebagai guru harus bisa menuntun mereka untuk menemukan dan mengembangkan potensi yang mereka miliki.

Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini?

Perubahan mendasar yang saya alami adalah saya menjadi tahu bahwa setiap anak tumbuh sesuai dengan kodratnya. Kita hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidikan harus berpihak pada anak , kita mendekati anak bukan untuk meminta sesuatu hak, tetapi untuk berhamba pada sang anak artinya kita mendengarkan suara anak. Dalam mendidik siswa nantinya saya akan menerapkan sistem among, mendidik dengan welas asih sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD? 

Saya akan menciptakan suasana belajar yang kondusif yang berpusat atau berpihak kepada siswa. Memvariasikan metode mengajar agar anak-anak tidak jenuh dan gembira dalam belajar, dan menciptakan merdeka belajar dengan menghargai kodrat anak. Sebagai seorang guru, saya harus bisa sebagai organisator kegiatan mengajar, sumber informasi bagi siswa, pendorong bagi siswa untuk belajar, penyedia materi, pendiagnosa dan pemberi bantuan sesuai dengan kebutuhan siswa. Untuk mewujudkan semua itu saya segera akan menyusun desain pembelajaran yang sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara.

 

Rancangan Tindakan Aksi Nyata


Judul : Desain Metode Pembelajaran Matematika Sesuai dengan Keunikan Cara Belajar Siswa Saat Pandemi

Oleh                           : Titik Farniati

Kelompok                  : 3 (Tiga)

Fasilitator                   : Bapak Yuli Cahyono

Pendamping                : Bapak Komang Witarsa

 

1.       LATAR BELAKANG

Setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda. Ada yang suka belajar sambil mendengarkan musik, ada yang suka suasana tenang. Ada yang menyukai belajar dari praktik, ada juga yang menyukai belajar cukup dari buku saja. Untuk Memudahkan proses belajar sebagai guru kita harus mengetahui gaya belajar dari masing-masing siswa. Apalagi saat pandemi covid 19, motivasi siswa untuk belajar sangat kurang, guru berusaha untuk memberikan metode mengajar yang bisa menumbuhkan semangat belajar mereka kembali. Di Pembelajaran ini guru akan menggunakan metode yang berbeda disesuaikan dengan gaya belajar masing-masing siswa. Siswa yang audiovisual akan diberikan video pembelajaran, siswa yang visual akan diberikan catatan atau ringkasan materi. Sedangkan siswa yang kinestetik akan disuruh untuk langsung mempraktekkannya.

Untuk Memetakan gaya belajar masing-masing siswa, guru akan melakukan kerjasama dengan guru BK untuk memberikan kuisioner. Setelah itu baru dipetakan siswa dengan gaya belajarnya. Siswa yang audivisual dikumpulkan dalam 1 kelompok, yang visual dalam 1 kelompok, dan yang kinestetik juga dalam 1 kelompok.

 

2.       TUJUAN TINDAKAN

Adapun Tujuan kegiatan ini adalah :

1.       Mengetahui gaya belajar siswa agar bisa diberikan cara belajar yang tepat

2.       Memotivasi belajar siswa

 

3.     TOLAK UKUR

Adapun tolak ukur dari tindakan ini adalah siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar yang bisa dilihat dari tugas-tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

 

4.     LINIMASA TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN

 

1.       Tahap Persiapan

Guru bekerja sama dengan guru BK meyiapkan kuisioner dalam bentuk google formulir yang akan diberikan kepada siswa.

2.       Tahap Pelaksanaan

-          Siswa diberikan link kuisioner melalui WAG

-          Siswa menjawab kuisioner

-          Guru dan BK memetakan siswa berdasarkan hasil kuisioner

-          Siswa dikelompokkan sesuai gaya belajarnya

-          Guru menyiapkan metode mengajar yang berbeda

3.       Guru melakukan refleksi dengan diskusi kelompok dengan google meet

5.     DUKUNGAN YANG DI BUTUHKAN

Dalam melakukan metode pembelajaran ini saya memerlukan dukungan dari guru BK, orang tua siswa dan siswa itu sendiri. Dukungan dari guru BK dalam membantu membuatkan kuisioner dan memetakan siswa berdasarkan dari hasil kuisionernya. Dukungan orang tua siswa dalam ikut mengawasi dan memantau siswa untuk belajar. Dan dukungan siswa itu sendiri adalah siswa mau mengisi kuisioner dengan jujur dan mau belajar dengan semangat.  

  


Comments